Perbedaan 2 Jenis Vaksin Kanker Serviks (HPV) : CERVARIX dan GARDASIL

Kanker leher rahim atau kanker serviks termasuk jajaran atas penyakit yang menyebabkan kematian terbanyak pada wanita. Penyakit ini menduduki urutan ketiga dan membunuh hampir 300 ribu jiwa setiap tahun di seluruh dunia.

Tingginya angka kematian antara lain dipicu oleh sulitnya pengobatan, terutama pada kanker leher rahim stadium lanjut. Selain itu, kegagalan deteksi dini penyakit ini sering terjadi akibat banyak wanita mengabaikan melakukan pap smear, suatu metode deteksi dini sederhana, murah, dan akurat.

Keganasan kanker serviks telah mendorong para ahli mencari cara untuk mengatasinya. Salah satu yang dianggap berhasil adalah pengembangan teknik pencegahan dengan menggunakan vaksin rekombinan. Vaksin ini dipasarkan dengan nama dagang Gardasil sejak tahun 2006.

Saat ini kita mengenal 2 vaksin HPV untuk mencegah  kanker serviks, yaitu vaksin Cervarix dan Gardasil. Apa beda vaksin HPV Cervarix dan Gardasil ?

Cervarix

Vaksin Cervarix diproduksi oleh GSK dan dilisensi pada tahun 2006. Vaksin ini merupakan vaksin HPV dengan kandungan 2 strain virus HPV di dalamnya yaitu strain 16 dan 18 dimana 2 strain tersebut bertanggung jawab terhadap 70% kejadian kanker serviks di dunia. Tetapi dalam hal pencegahan kanker serviks vaksin Cervarix ini mencegah kejadian kanker serviks lebih dari 90% (Ingat bahwa angka efektivitas vaksin tidak seperti hitung-hitungan matematika dimana jika yang dicegah hanya 70% penyebab maka hanya akan memiliki efektivitas 70% juga. Efektivitas vaksin ditentukan juga oleh banyaknya orang yang divaksin dalam populasi tersebut, sehingga sebenarnya lebih tepat untuk saat ini jika kita menyebutnya dengan istilah efikasi lebih dari 90% karena percobaan tersebut dilakukan dalam populasi yang terkontrol).

Vaksin Cervarix hanya ditujukan untuk wanita. Rentang usia yang dianjurkan mulai dari 9 tahun sampai 25 tahun. Untuk jadwalnya ialah 3 dosis pada bulan ke 0,1, dan 6.

Umumnya harga Cervarix lebih murah, berkisar Rp. 600.000 – Rp. 900.000,- sekali suntik.

 

Gardasil

Vaksin Gardasil yang diproduksi oleh MSD atau lebih sering dikenal dengan Merck dilisensi pada tahun 2009 berisi 4 strain virus HPV dimana 2 strainnya sama dengan vaksin Cervarix yaitu strain 16 dan 18 untuk mencegah kanker serviks, dan 2 strain lainnya yaitu strain 6 dan 11 dimana kedua strain tersebut bertanggung jawab terhadap kejadian kutil kelamin baik pada wanita maupun pria dan sering kali dikenal dengan istilah “jengger ayam” atau Condyloma Acuminata. Meskipun bukan merupakan suatu keganasan, tetapi kutil kelamin ini juga cukup mengganggu baik dari fungsi maupun penampilan dan beberapa referensi mengatakan sebagai kofaktor juga untuk terjadinya infeksi virus HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks. Untuk pria lebih direkomendasikan untuk menggunakan vaksin Gardasil karena pada pria lebih sering terjadi kutil kelamin, meskipun strain 16 dan 18 juga dapat menyebabkan kanker penis, anus, dan nasofaring pada pria.

Dari laporan ACIP terbaru tahun 2014, cakupan usia untuk vaksin Gardasil ialah mulai usia 11 atau 12 tahun s.d 26 tahun untuk wanita, dan mulai 11 atau 12 tahun s.d 21 tahun untuk laki-laki, meskipun dapat juga dimulai dari umur 9 tahun. Bagi laki-laki homoseksual dan pasien immunocompromised(seperti HIV), Gardasil juga dapat dimulai sejak usia 26 tahun. Jadwal yang direkomendasikan ialah 3 dosis pada bulan ke 0,2 dan 6. Respon antibodi rata-rata diperoleh sejak 1 bulan dari dosis terakhir.

Vaksin gardasil tidak dianjurkan untuk diberikan pada wanita hamil, mereka yang mempunyai gangguan daya tahan tubuh (infeksi HIV, kanker, konsumsi obat yang menekan daya tahan tubuh), demam lebih dari 37,8 derajat celcius, atau pernah mengalami reaksi alergi pada pemberian gardasil sebelumnya. Selain itu, gardasil juga tidak dapat digunakan sebagai pengobatan bagi wanita yang telah terkena kanker serviks atau kutil kelamin.

Gardasil diperuntukkan bagi kaum wanita yang berumur antara 9 sampai 26 tahun. Karena berfungsi sebagai pencegahan, maka dianjurkan untuk diberikan sebelum terpapar dengan HPV tipe 6, 11, 16, dan18. Untuk itu, beberapa kalangan menyebutkan bahwa vaksin sebaiknya diberikan pada usia 11 dan 12 tahun.

Bagaimana dengan wanita yang telah aktif secara seksual dan mempunyai kemungkinan telah terpapar HPV? Gardasil masih mempunyai manfaat karena kecil kemungkinan mereka telah terpapar oleh keempat jenis virus HPV. Dengan demikian, gardasil masih melindungi wanita tersebut dari jenis virus HPV yang belum pernah menginfeksinya.

Apakah ada merek vaksin di luar kedua vaksin tersebut? Saat ini vaksin Gardasil9 yang diproduksi oleh Sanofi Pasteur MSD (“joint venture” dua buah perusahaan vaksin Sanofi Pasteur dan MSD) juga sudah dilisensi pada tahun 2014 dimana di dalamnya terdapat 7 strain virus HPV (strain 16, 18, 31, 33, 45, 52, dan 58) sekitar 85% penyebab kanker serviks ditambah 2 strain penyebab kutil kelamin (strain 6 dan 11). Sampai saat tulisan ini dibuat vaksin ini belum masuk ke Indonesia tetapi sudah tersedia di luar Eropa.

Lebih mengejutkan lagi saat ini sudah mulai diujicobakan vaksin HPV yang tidak hanya mencegah kanker serviks tetapi bahkan mampu mengubah lesi prekanker menjadi normal kembali sehingga vaksin ini disebut-sebut memiliki efek terapeutik disamping efek pencegahan. Namun hingga saat ini vaksin tersebut belum dilisensi tetapi sudah memasuki trial fase akhir.

Untuk efikasi, semua vaksin tersebut dalam mencegah kanker serviks sebenarnya tidak berbeda secara signifikan, dalam beberapa studi vaksin-vaksin tersebut menunjukkan angka efikasi lebih dari 93%. Saat ini beberapa negara sudah mulai memasukkan vaksin HPV ke dalam program nasional imunisasi wajib mereka seperti UK, Australia, New Zealand, dan Malaysia; dan bahkan saat ini di Bali juga sudah mulai digratiskan untuk vaksin HPV ini berkat kerjasama pemerintah daerah dan POGI Bali dengan menggunakan anggaran daerah. Semoga daerah-daerah lainnya juga bisa mengikuti program tersebut.

1326 Total Views 3 Views Today

Tinggalkan komentar

%d blogger menyukai ini: