Nilai Normal Gula Darah, Asam Urat dan Kolesterol

Saat ini Anda sudah bisa melakukan pemeriksaan gula darah, asam urat dan kolesterol total dengan menggunakan stik dan darah kapiler di ujung jari tangan. Hal ini tentu lebih praktis dan hemat.

Lalu bagaimana menganalisa hasilnya ? Teruskan membaca artikel ini.

Kisaran Nilai Normal Gula Darah, Asam Urat dan Kolesterol

Gula darah

Sebelum makan: sekitar 70-130 mg/dL
Dua jam setelah makan dan menjelamg tidur : < 140 mg/dL
Setelah puasa 8 jam: < 100 mg/dL
Gula darah acak / sewaktu : < 200 mg/dL

 

Asam urat

Perempuan : 2,4 – 6,0 mg/dL
Laki-laki : 3,5 – 7,2 mg/dL

 

Kolesterol

Total : < 200 mg/dL
HDL : > 40 mg/dL
LDL : < 100 mg/dL
Trigliserida : < 150 mg/dL

 

Perlu diketahui juga bahwa kisaran normal hasil pemeriksaan parameter diatas dapat bervariasi pada setiap institusi laboratorium terkait.

Lalu kapan sebaiknya periksa kadar gula darah, asam urat dan kolesterol ?

Bila dicurigai gejala-gejala atau terdapat penyakit terkait kondisi-kondisi seperti penyakit diabetes (sering merasa lapar, merasa haus, sering BAK/kencing), kolesterol (nyeri pada belakang leher atau rasa tegang belakang leher, nyeri dada, jantung berdebar-debar), asam urat (nyeri pada sendi-sendi saat pergerakkan atau istirahat, tampak bengkak pada daerah sendi), Anda bisa coba untuk cek lab ataupun dengan stik. Disarankan untuk kontrol ke dokter untuk pemeriksaan dan penatalaksanaan lebih lanjut terkait kondisi anda.

 

Apa itu Gula Darah ?

Kadar gula darah normal penting untuk dijaga agar tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah. Gula darah berfungsi sebagai asupan energi bagi organ-organ tubuh. Ketahui berapa kisaran kadar gula darah normal yang harus Anda miliki.

Sebenarnya, kadar gula darah normal tidak berpatokan pada satu angka baku. Pasalnya, kadar gula darah bisa berubah-ubah, misalnya saat sebelum dan sesudah Anda makan atau saat sebelum tidur.

Pada orang yang sehat, kadar gula darah penting untuk dijaga agar tetap stabil dalam rentang normalnya. Hal ini guna mencegah terjadinya resistensi insulin atau risiko terkena diabetes. Sementara itu, pada penderita diabetes, kadar gula darah penting untuk dikontrol agar tidak menimbulkan kerusakan organ lebih lanjut.

Seusai makan, sistem pencernaan Anda akan memecah karbohidrat menjadi zat gula atau glukosa yang bisa diserap tubuh. Begitu berada di dalam darah, hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas kemudian akan membantu glukosa untuk masuk ke sel-sel tubuh dan digunakan sebagai sumber energi.

Sementara itu, glukosa yang berlebih akan disimpan di hati untuk dipakai di kemudian hari.

Kisaran Kadar Gula Darah Normal

Kadar gula darah di dalam tubuh bisa berubah karena beberapa faktor, seperti pola makan, metabolisme, dan efek samping obat-obatan tertentu. Berikut adalah kisaran kadar gula darah normal pada tubuh yang penting untuk Anda ketahui:

Sebelum makan atau setelah puasa selama setidaknya 8 jam: 70–100 mg/dL
Sebelum tidur atau 2 jam setelah makan: kurang dari 140 mg/dL.
Pemeriksaan gula darah sewaktu: kurang dari 200 mg/dL.

Untuk mengetahui kadar gula darah normal, tes gula darah bisa dilakukan di rumah sakit atau laboratorium klinik. Jika ingin praktis, Anda bisa membeli alat tes gula darah yang bisa dipakai di rumah. Namun, bila Anda ingin memantau kadar gula darah selama 2−3 bulan terakhir, maka diperlukan tes haemoglobin A1c (HbA1c) di laboratorium.

Tes gula darah rutin perlu dilakukan setiap hari oleh pasien diabetes yang mendapatkan pengobatan. Hal ini penting untuk memastikan kadar gula darahnya terkontrol serta pengobatan diabetes yang dijalani efektif.

Mengenali Tanda Kekurangan dan Kelebihan Gula Darah

Menjaga kadar gula darah normal sangatlah penting. Pasalnya, gula darah yang terlalu rendah (hipoglikemia) atau terlalu tinggi (hiperglikemia) bisa berdampak negatif pada tubuh.

Hipoglikemia bisa terjadi bila gula darah Anda kurang dari 70 mg/dL. Kondisi ini bisa menyebabkan Anda mengalami beberapa gejala, seperti:

  • Tubuh lemas
  • Kulit pucat
  • Mudah berkeringat
  • Kelelahan
  • Kelaparan
  • Gelisah
  • Sulit berkonsentrasi
  • Mudah marah
  • Kesemutan di area mulut
  • Tidak mampu berdiri atau berjalan
  • Kejang
  • Jantung berdebar

Sementara itu, hiperglikemia bisa terjadi jika kadar gula darah Anda lebih dari 200 mg/dL. Berikut adalah beberapa tanda Anda mengalami hiperglikemia:

  • Bobot tubuh berkurang
  • Nafsu makan meningkat
  • Kelelahan
  • Mudah haus
  • Sering buang air kecil
  • Mudah gelisah
  • Penglihatan buram
  • Kulit kering, memerah, dan terasa panas
  • Sering infeksi gigi
  • Cara Mempertahankan Kadar Gula Darah Normal

Apakah prediabetes?

Prediabetes meski belum tergolong diabetes, merupakan peringatan yang tidak boleh diabaikan. Sesuai namanya, prediabetes merupakan tahapan yang dilalui sebelum fase diabetes mellitus (DM) tipe 2. Kondisi ini terjadi ketika kadar gula darah mulai melebihi batas normal, namun belum terlalu tinggi untuk dapat dikategorikan sebagai penyakit DM. Jika dibiarkan, prediabetes akan berkembang menjadi DM.

Bagaimana terjadinya? Penderita prediabetes memiliki faktor risiko yang hampir sama dengan penderita diabetes tipe 2 karena umumnya penderita DM tipe 2 sebelumnya mengalami kondisi prediabetes. Faktor risiko tersebut antara lain usia, obesitas, bapak atau ibunya penderita DM, merokok, konsumsi gula/soda yang berlebihan, kolesterol tinggi,  kurang aktivitas fisik dan hipertensi. Seseorang di fase prediabetes mulai mengalami resistensi insulin, sehingga kadar gula dalam aliran darah meningkat. Insulin adalah hormon yang membantu metabolisme gula. Kalau tidak diantisipasi, fase prediabetes bisa menjadi DM yang sangat rawan komplikasi berbagai penyakit berbahaya.

Bagaimana cara mengetahuinya ? Prediabetes tidak bisa dideteksi secara langsung karena tidak memiliki gejala yang khas. Ada beberapa pemeriksaan laboratorium yang umumnya dilakukan oleh dokter untuk mengetahui apakah seseorang mengalami kondisi prediabetes atau DMtipe 2.

1. Tes gula darah puasa (GDP). Pasien  berpuasa antara 8- 12 jam sebelum menjalani tes darah. Kadar gula darah puasa pada pasien dinilai normal jika masih di bawah 100 mg/dL, dan  prediabetes jika kadarnya antara 100 hingga 125 mg/dL. Pasien  dalam kondisi DM tipe 2 jika kadar GDP di atas 126 mg/dL.

2.Tes toleransi glukosa oral (TTGO) 2 jam PP. Setelah sampel darah diambil untuk pemeriksaan tes gula darah puasa, pasien diminta meminum cairan gula, kemudian pengambilan sampel darah  dilakukan lagi dua jam setelahnya. Kadar dikatakan normal jika hasil  kurang dari 140 mg/dL, dan kondisi prediabetes jika  berkisar antara 140 hingga 199 mg/dL. Sedangkan hasil tes dengan kadar gula 200 mg/dL atau lebih sudah menandakan pasien menderita DM tipe 2.

3.Tes Hemoglobin A1c (HbA1c). Tes darah ini dilakukan untuk mengetahui kadar rata-rata gula darah dalam 3 bulan terakhir, dengan mengukur persentase gula darah yang melekat pada sel darah merah. Semakin tinggi kadar gula darah, maka semakin tinggi pula gula darah yang melekat di sel darah merah. Kondisi pasien dikatakan normal jika kadar HbA1c berada di bawah 5,7%. Pasien  prediabetes jika kadar HbA1c  pada kisaran 5,7 – 6,4%, dan DM jika kadar HbA1c 6,5% ke atas.

Apa yang harus dilakukan apabila sudah terkena prediabetes ?

Jangan panik , yang perlu dilakukan adalah dengan  menjalani gaya hidup sehat dengan memperbanyak aktivitas fisik. Pilihlah olahraga yang tidak terlalu menyita tenaga, dan lakukan selama 30 hingga 60 menit beberapa hari dalam seminggu, makan sayur buah tinggi serat, minum obat bila perlu, Selain bisa menormalkan kembali kadar gula darah, gaya hidup sehat juga bisa mencegah prediabetes berkembang menjadi DM tipe 2.

Cara mencegah gula darah tinggi

Untuk menghindari efek gula darah terlalu rendah atau tinggi, Anda perlu menjaga kadar gula darah Anda agar tetap dalam batas normal. Berikut ini adalah cara-cara yang bisa Anda lakukan:

1. Olahraga secara rutin

Untuk menjaga gula darah dalam kadar yang normal, Anda perlu berolahraga setidaknya 2,5 jam per minggu secara teratur atau sekitar 20−30 menit setiap hari.

Anda bisa melakukan olahraga yang berfokus untuk melatih kekuatan otot-otot tubuh, seperti latihan angkat beban atau olahraga lain yang Anda sukai. Beberapa riset menunjukkan bahwa olahraga rutin mampu membantu tubuh mengontrol kadar gula darah dengan lebih baik.

Namun, ingat. Hindari melakukan aktivitas fisik yang berlebihan, karena hal tersebut bisa memicu hipoglikemia, terutama jika Anda sedang menjalani pengobatan diabetes.

2. Perhatikan asupan nutrisi

Memperhatikan asupan makanan juga perlu Anda lakukan untuk menjaga kadar gula darah normal. Berikut adalah jenis nutrisi yang perlu Anda cukupi beserta contoh makanan sehat untuk menjaga kadar gula darah normal:

  • Karbohidrat, seperti ubi, pasta dari biji-bijian utuh, dan nasi merah
  • Protein, seperti daging dada ayam tanpa kulit, ikan, dan yogurt
  • Lemak sehat, seperti ikan, alpukat, dan kacang-kacangan
  • Serat, seperti oatmeal, kacang, buah-buahan, dan sayuran

Selain jenis makanannya, Anda juga perlu memperhatikan porsi makan dan waktu makan Anda. Makanlah 3 kali sehari dengan porsi sedang, dan selingi dengan 2 camilan bernutrisi di sela-sela jam makan Anda.

3. Kelola stres

Stres bisa menyebabkan kadar gula darah Anda meningkat. Oleh sebab itu, Anda perlu mengelola stres dengan baik untuk menjaga kadar gula darah tetap normal. Cara bisa dengan melakukan teknik relaksasi, seperti meditasi, atau melakukan hobi yang Anda senangi.

4. Hentikan kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol

Baik pada orang yang sehat atau pada pasien diabetes, kebiasaan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol diketahui dapat membuat kadar gula darah sulit terkontrol. Oleh karena itu, Anda perlu menjauhi kebiasaan tersebut guna menjaga kadar gula darah tetap normal dan stabil.

Cobalah terapkan kebiasaan-kebiasaan di atas untuk menjaga kadar gula darah normal.

 

Apa itu Asam Urat ?

Asam urat adalah senyawa alami yang diproduksi tubuh. Kadar asam urat normal tidak menimbulkan masalah kesehatan. Namun, jika kadarnya terlalu tinggi dan menumpuk di darah, asam urat bisa memicu berbagai penyakit, seperti rematik asam urat (gout) dan batu ginjal.

Asam urat terbentuk dari proses penguraian zat purin yang terdapat dalam makanan dan minuman, seperti daging merah, seafood, hati, ikan tongkol, kacang, dan bir. Kemudian, darah akan membawa purin ke ginjal untuk disaring, dan sisanya dibuang melalui urine.

Jika tubuh memproduksi asam urat secara berlebihan dan ginjal tidak mampu membuangnya, asam urat akan menumpuk dalam darah. Hal ini kemudian bisa memicu pembentukan batu ginjal dan terjadinya radang sendi akibat penumpukan kristal asam urat yang menyerang persendian.

Oleh karena itu, untuk melihat apakah kadar asam urat Anda normal atau tidak, diperlukan tes kadar asam urat dalam darah dan tes kadar asam urat dalam urine.

Tes Asam Urat dalam Darah

Tes darah dapat dilakukan untuk mengetahui kemungkinan rematik asam urat atau peradangan pada sendi akibat tingginya kadar asam urat. Hasil tes biasanya dapat diperoleh dalam waktu singkat, tapi hal ini tergantung masing-masing laboratorium.

Perlu diketahui juga bahwa bisa saja terdapat perbedaan acuan kadar asam urat normal antara laboratorium satu dengan yang lainnya. Namun, jangan khawatir, karena biasanya laboratorium akan mencantumkan acuan yang dipakai.

Sebelum tes asam urat darah dilakukan, dokter mungkin akan menganjurkan Anda untuk berpuasa. Secara umum, nilai kadar asam urat normal pada pria dan wanita dewasa sedikit berbeda, yaitu:

Wanita: 1,5–6,0 miligram per desiliter (mg/dL)
Pria: 2,5–7,0 mg/dL

Bila asam urat Anda melebihi kadar normal, Anda kemungkinan akan mengalami gejala rematik asam urat, seperti:

  • Nyeri pada persendian dan jari-jari kak
  • Kaki bengkak dan kemerahan
  • Kaki atau sendi terasa panas ketika disentuh
  • Sulit berjalan atau menggerakan sendi yang nyeri

Keluhan akibat kadar asam urat yang meningkat bisa menetap hingga beberapa hari atau sekitar 1−2 minggu. Untuk mengobati kondisi tersebut, Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri dan penurun kadar asam urat sesuai resep dokter.

Tes Asam Urat dalam Urine

Tes asam urat dalam urine biasanya dilakukan ketika tes darah menunjukkan kadar asam urat yang tinggi atau jika Anda menunjukan gejala rematik asam urat. Selain itu, tes urine juga biasanya dilakukan untuk menentukan apakah terdapat batu ginjal akibat tingginya kadar asam urat.

Dalam tes urine, Anda perlu mencatat waktu Anda buang air kecil pertama kali di pagi hari. Hal ini berguna untuk menandai waktu awal pengumpulan urine selama 24 jam. Kemudian, Anda perlu menyimpan urine mulai dari buang air kecil yang kedua dan seterusnya hingga 24 jam.

Setelah itu, Anda perlu memasukkan urine ke kantong sampel yang diberikan laboratorium untuk diperiksa. Kadar asam urat normal di dalam urine yang dikumpulkan selama 24 jam adalah 250–750 mg atau 1,48–4,43 milimoles (mmol).

Cara Mempertahankan Kadar Asam Urat Normal

Untuk mempertahankan kadar asam urat normal, ada beberapa cara yang dapat dilakukan, seperti:

  • Batasi konsumsi daging merah, seafood, hati, kacang-kacangan, dan ikan sarden.
  • Hindari merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol.
  • Hindari konsumsi minuman yang mengandung pemanis buatan, misalnya minuman kemasan atau kalengan.
  • Olahraga dengan rutin, yakni selama 20–30 menit setiap hari atau minimal 3 kali seminggu.
  • Minum air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi dan penumpukan asam urat di ginjal.

Untuk mencegah terjadinya penyakit asam urat, penting bagi Anda menjaga kadar asam urat normal. Jika kadar asam urat terlalu tinggi dan tidak diobati, hal ini bisa berbahaya bagi kesehatan.

Oleh karena itu, jika Anda mendapati hasil tes kadar asam urat tinggi atau merasakan gejala rematik asam urat, konsultasikanlah hal tersebut kepada dokter, agar Anda bisa mendapatkan pengobatan.

 

Apa itu Kolesterol ?

Kadar kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan sirkulasi darah yang buruk. Mengetahui kadar kolesterol dalam darah merupakan upaya pencegahan dari penyakit tersebut.

Kolesterol merupakan senyawa lemak yang diproduksi oleh berbagai sel dalam tubuh, dan sekitar seperempat kolesterol yang dihasilkan dalam tubuh diproduksi oleh sel-sel hati. Pada dasarnya tubuh membutuhkan kolesterol untuk tetap sehat.

Namun, tingkat kolesterol tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan buruknya sirkulasi darah. Pemeriksaan kolesterol dalam darah berguna untuk mendeteksi risiko tersebut.

Pemeriksaan kadar kolesterol sebaiknya dilakukan berkala agar dapat memantau kondisi kesehatan secara keseluruhan. Lantas, kapan sebaiknya kita mulai melakukan pemeriksaan kadar kolesterol?

Bila Anda merokok, memiliki berat badan yang berlebih, tekanan darah tinggi, mengidap diabetes dan ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit jantung, sebaiknya mulai melakukan pemeriksaan sejak usia 20 tahun.

Namun, jika Anda tidak merokok dan tidak mengidap penyakit-penyakit tersebut pemeriksaan dapat dimulai sejak usia 35 tahun. Jika hasilnya normal, Anda dapat kembali mengeceknya setiap 5 tahun sekali. Tapi, jika Anda memiliki tingkat kolesterol tinggi, sebaiknya pemeriksaan dilakukan lebih sering. Terlebih, jika Anda mengidap penyakit diabetes, jantung dan gangguan ginjal.

Ada dua jenis kolesterol, yakni kolesterol baik dan kolesterol jahat. Kolesterol baik (HDL-High Density Lipoprotein) berfungsi untuk mencegah terjadinya ateroma atau penyempitan pembuluh darah akibat lemak. Sedangkan kolesterol jahat (LDL-Low Density Lipoprotein) merupakan salah satu penyebab utama pembentukan ateroma. Selain kolesterol baik dan jahat, ada lemak dalam bentuk lain dalam darah yang disebut trigliserida.

Ateroma sendiri merupakan pemicu penyakit jantung yang dikenal juga sebagai ateroklerosis atau pengerasan pembuluh darah. Ateroma adalah plak lemak yang menumpuk di dinding arteri pembuluh darah. Setelah berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, plak tersebut menebal dan meluas. Pada saat itulah, pembuluh darah tersumbat dan membuat aliran darah tidak lancar. Kondisi ini dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, atau masalah serius lainnya.

Tingkat kolesterol setiap orang berbeda-beda, tergantung pada apa yang dikonsumsinya. Selain itu, setiap orang dapat memiliki tingkat kolesterol yang berbeda pula meski mengkonsumsi makanan yang sama. Pada beberapa orang, kolesterol tinggi bisa hanya disebabkan oleh faktor keturunan.

Sebelum melakukan pemeriksaan tingkat kolesterol, Anda harus berpuasa terlebih dahulu selama 9-12 jam. Pengukuran kadar kolesterol dilakukan dengan mengetahui berapa miligram (mg) kolesterol yang terdapat dalam setiap desiliter (dL) darah.

Berikut ini kadar normal untuk jenis-jenis kolesterol yang ada dalam darah.

Kolesterol baik

Semakin tinggi tingkat kolesterol baik atau HDL, maka akan semakin baik untuk kesehatan. Ini karena HDL melindungi dari penyakit jantung. Tingkat HDL minimal 60 mg/dL atau lebih dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Sebaliknya, tingkat HDL kurang dari 40 mg/dL justru menaikkan risiko penyakit jantung.

Kolesterol jahat

Karena sifatnya yang jahat, LDL atau kolesterol jahat sebaiknya berada pada tingkat yang rendah atau dapat ditoleransi tubuh, yaitu kurang dari 100 mg/dL. Jumlah LDL 100-129 mg/dL dapat dikatakan sebagai ambang batas toleransi. Jika melebihi jumlah tersebut kolesterol jahat dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti ateroma, penyakit jantung, dan stroke.

Jumlah LDL 130-159 mg/dL dapat dikatakan memasuki ambang batas tinggi, dan jika jumlahnya telah mencapai 160-189 mg/dL sudah masuk level tinggi. Sedangkan jumlah LDL 190 mg/dL dan selebihnya, sudah berada pada level sangat tinggi.

Trigliserida

Lemak ini juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Jadi, semakin rendah tingkat trigliserida, maka akan semakin baik untuk kesehatan. Jumlah trigliserida 150-199 mg/dL dapat dikatakan berada pada ambang batas tinggi, dan jumlah 200 mg/dL atau lebih termasuk tingkat trigliserida tinggi. Sebagian orang memerlukan perawatan jika memiliki kadar trigliserida pada kedua level tersebut.

Kolesterol total

Kolesterol total merupakan gabungan dari jumlah kolesterol baik, kolesterol jahat, dan trigliserida dalam setiap desiliter darah. Biasanya, dengan melihat kadar kolesterol total dan HDL saja sudah dapat menggambarkan kondisi umum kadar kolesterol Anda. Namun, jika kolesterol total berjumlah 200 mg/dL atau lebih, atau HDL kurang dari 40 mg/dL, Anda perlu melakukan pemeriksaan kolesterol lengkap yang mencakup LDL dan trigliserida.

Kadar kolesterol yang kurang dari 200 mg/dL masih bisa ditoleransi. Jumlah kadar kolesterol 200-239 mg/dL sudah masuk pada ambang batas tinggi. Jika jumlahnya mencapai 240 mg/dL atau lebih termasuk tingkat kolesterol tinggi.

Makanan yang Diperlukan

Untuk menjaga kadar kolesterol normal, hindarilah makanan yang mengandung lemak trans. Lemak ini bisa kita temukan pada makanan yang digoreng, margarin dan makanan ringan seperti biskuit.

Berikut ini beberapa jenis makanan yang dapat Anda konsumsi untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah.

  • Ikan seperti ikan sarden, makerel, salmon, dan tuna, kaya akan kandungan omega 3 yang baik untuk jantung.
  • Oatmeal, kaya akan serat larut yang dapat menurunkan tingkat kolesterol jahat. Dalam sehari, Anda setidaknya memerlukan 5-10 gram serat larut. Satu setengah cangkir oatmeal yang telah dimasak mengandung sekitar 6 gram serat. Anda dapat menambahkan buah di atas bubur oatmeal untuk memperkaya rasa.
  • Kacang-kacangan seperti almond, pistachio, hazelnut, dan lainnya dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Anda dapat mengganti makanan berlemak seperti keju dan daging dengan kacang-kacangan.
  • Minyak zaitun, mengandung antioksidan yang dapat menurunkan tingkat kolesterol jahat. Gunakan dua sendok makan minyak zaitun dalam sehari untuk salad atau masakan Anda.

Menjaga asupan makanan bergizi demi membatasi kadar kolesterol buruk memang bagus, tapi langkah untuk menjalani pola hidup sehat juga sama pentingnya. Mulailah hentikan kebiasaan-kebiasaan lama yang buruk, seperti merokok dan mengonsumsi minuman keras. Sebaliknya, mulai biasakan diri untuk berolahraga secara rutin.

 

YouTube video

YouTube video
815 Total Views 3 Views Today

Tinggalkan komentar

%d blogger menyukai ini: