Etika Dalam Berhutang

Pinjam uang menjadi salah satu jalan keluar di saat kesulitan keuangan. Tak jarang keluarga dan teman menjadi obyek sasaran pertama.

Suatu ketika saya ingin membeli sebuah rumah untuk tempat tinggal, dan uang saya kurang 200 juta. Saya bingung harus meminjam uang kemana, kalau ke orang tua kasihan karena Mami pasti pinjam bank atau menjual semua perhiasan. Di sisi lain, rumah tersebut kalau tidak segera dibeli maka akan bisa dibeli oleh orang lain. Seperti pengalaman sebelumnya, rumah yang saya incar tiba-tiba diserobot oleh orang lain, sementara marketingnya cuma bilang : “Maaf Pak, karena Anda waktu itu tidak segera membayar uang tanda jadi, sehingga marketing lain juga menawarkan ke calon pembeli yang lain”.

Terpaksa waktu itu saya harus meminjam uang di bank dengan jaminan mobil yang belum lama dibeli (refinancing). Kalau dihitung-hitung dalam 3 tahun mencicil itu saya rugi sekitar 30 juta. Tapi mau gimana lagi, karena pinjam ke saudara atau teman jelas tidak mungkin. Tapi tentu saja ketika meminjam uang ke bank, maka bank sudah akan mengukur kemampuan kita, bahkan meminta jaminan. Hal ini berbeda ketika meminjam uang ke teman atau saudara, rata-rata tidak ada jaminan.

Jujur saja saya agak trauma ketika ada orang meminjam uang. Pinjamnya mengiba-iba, mendesak-desak, berkali-kali hingga terpaksa dipinjami karena kasihan… Tapi begitu ditagih, alasannya ada saja, bahkan ada yang tidak memberi kejelasan kapan akan dikembalikan, katanya akan dicicil beberapa kali, tapi tidak pernah jelas kapan mulai dicicilnya dan hingga kapan. Bahkan ada pula yang waktu ditagih malah mengatai-ngatai : ‘Kamu itu sudah diberi kekayaan tapi tidak bersyukur!!! Uang sedikit saja kamu ributin!!!” Hal seperti ini seringkali membuat dilema : kalau tidak dipinjami bakalan dimusuhin, dibenci, tapi kalau dipinjami risikonya uang tidak kembali. Perkara pinjam-meminjam uang yang biasanya bermula dari kasihan, rasa simpati dan rasa hormat, kemudian bisa berubah menjadi sindir-menyindir dan kesal sendiri apabila uang tak kunjung dikembalikan.

Ketika kita meminjam uang, sesungguhnya kita sedang mempertaruhkan nama baik. Ketika janji bakalan mengembalikan uang dalam 1 minggu misalnya, jangan pernah lebih dari 1 minggu. Bahkan misalnya kita mau mengembalikan dalam 1 Minggu dengan harapan ada orang lain yang punya hutang ke kita dan mau mengembalikan dalam 1 minggu juga tapi ternyata tidak tergenapi, maka jangan beralasan seperti ini : “Si X yang aku harapkan mengembalikan uang dalam 1 minggu sesuai janjinya ternyata tidak ditepati. Aku kejar si X ternyata orangnya menghilang…”. Kita juga harus tahu bahwa orang yang mau meminjami uang ke kita itu pasti juga juga berkorban uang dan pikiranJangan malah justru kita menambahi-nambahi beban orang lain dengan beban yang seharusnya kita tanggung sendiri.

BERIKUT INI BEBERAPA MODUS BERHUTANG YANG SUDAH TERBUKTI TOKCER YANG HARUS ANDA WASPADAI :

  1. “Sorry aku mau pinjam uangmu, dalam 2 minggu pasti aku balikkin karena si X pinjam uangku dan minggu depan ia akan mengembalikan”. Tapi setelah 2 Minggu berlalu, uang tidak dikembalikan dengan alasan : “Sorry, ternyata si X kabur. Sudah coba tak hubungi tapi orangnya lari entah kemana”. 
  2. “Aku mau bantu si X, dia butuh sekian juta, tapi aku cuma punya uang segini… Tolong kamu bantu juga dia”. Sementara Anda tidak kenal si X, dari sini Anda tahu bahwa yang pinjam uang sebenarnya si X kan ? lha sama si X saja tidak kenal terus gimana nanti nagihnya ?
  3. “Aku mau beli barang ini, karena jika tidak segera dibeli maka akan dlepas untuk orang lain. Sementara uangnya sebenarnya sudah ada di si Y, tapi si Y tidak bisa transfer karena sedang ada isolasi mandiri. Si Y janji ga sampai sebulan dia akan transfer. Jadi aku cuma pinjam uangmu 1 bulan saja pasti akan dibalikin”

Bagi Anda yang ingin meminjam uang, ada baiknya mengetahui etika moral ketika meminjam uang. Tujuannya agar tidak sampai merugikan orang dekat yang Anda utangi.

Etika Dalam Berhutang

1. Lihat kondisi keuangan orang yang dipinjam

Jangan asal memilih orang untuk meminjam uang. Memang paling mudah meminjam uang ke keluarga atau teman dekat karena mereka pasti susah menolak untuk meminjamkan uang. Tapi jangan asal pinjam, melainkan pastikan keadaan finansial mereka sedang sehat. Jangan sampai meminta pinjaman ke orang lain yang sedang membutuhkan uang juga, karena jika Anda tidak segera mengembalikan uangnya, mereka akan semakin kesulitan.

2. Harus perjelas kapan uang akan dikembalikan

Bila meminjam uang kecil, tentunya bisa digantikan saat traktir makanan dan sebagainya. Jika meminjam uang dalam jumlah besar, berikan perjanjian apakah akan mengembalikan uang secara tunai atau dicicil dalam kurun waktu tertentu. Terkadang, bisa saja pihak yang dipinjam terlalu malu untuk memberikan persyaratan. Andai itu terjadi, ambil inisiatif untuk menawarkannya lebih dulu.

Kalau kita janji 1 bulan di kembalikan, maka sebelum 1 bulan harus sudah segera dikembalikan, apapun alasan dan masalahnya. Entah harus menjual barang atau perhiasan. Segera dan segera! Itu untuk menjaga NAMA BAIK KITA dan KELUARGA! Sekali tidak dipercaya, susah untuk mengembalikannya.

3. Jangan pinjam uang ke orang yang baru dikenal

Jangan meminjam uang ke orang yang baru dikenal, karena itu bisa memperburuk “image” Anda di mata mereka. Dan kemungkinan dipinjamipun juga sangat kecil.

4. Pinjaman bukan pemberian

Jangan mengira uang yang dipinjamkan adalah sebuah pemberian. Maka dari itu, utamakan membayar hutang untuk menjaga kepercayaan dan hubungan baik dengan orang yang uangnya dipinjam. Kelola uang pinjaman dengan bertanggung jawab, dan bayarlah utang. Agar lebih mudah, cicil saja utangnya secara teratur agar Anda tidak merasa bersalah saat ketahuan membeli sesuatu saat masih punya utang.

5. Jangan berfoya-foya bila uang belum dikembalikan

Pastikan membayar utang adalah prioritas utama. Cobalah sadar diri. Hindari membuang-buang uang untuk berfoya padahal belum selesai membayar hutang. Lebih parah lagi kalau sampai memamerkan hal itu di media sosial. Bisa saja pihak yang uangnya dipinjam akan tersinggung melihat kelakukan demikian, padahal uangnya belum dikembalikan.

Terakhir, bagi kamu yang punya hutang dan masih belum mau atau belum bisa melunasinya, segeralah lunasi maupun dicicil. Atau setidaknya memberikan kabar. Jangan malah diWA ga dibaca atau ga pernah balas, ditelfon ga diangkat dst. Jangan bikin orang KAPOK nolongin Anda. Waktu mau minjem melas-melas, tapi saat ditagih selalu menghindar, atau bahkan malah marah-marah.

Semoga bermanfaat!

800 Total Views 1 Views Today

One thought on “Etika Dalam Berhutang

Tinggalkan komentar

%d blogger menyukai ini: