5 Kesalahan Dalam Menyusun GOAL

Setiap akhir tahun, selalu seru untuk membuat resolusi tahun baru ya. Tapi barangkali hal ini jadi membosankan buat Anda, karena goal yang ditetapkan selalu gagal, dan selalu mengulangi lagi kesalahan yang sama sehingga suatu saat akan putus asa. Akhirnya tidak mau, atau tidak berani lagi menyusun GOAL.

Dalam membuat perencanaan hidup (Life Plan), kita pasti dihadapkan pada proses penetapan tujuan (goal setting). Yang sudah kita tahu selama ini bahwa menyusun goal haruslah SMART, yaitu :

  1. Specific
  2. Measurable
  3. Attainable
  4. Realistic
  5. Timely

Anda bisa membaca detail penjelasan tentang SMART di artikel 5 Metode Smart Goals Untuk Mencapai Target

Banyak orang yang ingin memantapkan keahlian, keterampilan, serta impian dengan merencanakan goals-setting tertentu. Sayang, tak sedikit pula goals-setting tersebut berujung kandas dan bahkan gagal direalisasikan. Hal ini biasanya ditengarai oleh ketidakberdayaan memotivasi diri hingga kewalahan menggapainya.

Mengapa impian yang telah kita tetapkan justru mudah pupus atau sulit diperjuangkan?

Nah, ada yang kurang perhatian, bahwa ada 5 kesalahan yang juga penting diperhatikan ketika menyusun goal. Kesalahan-kesalahan ini kontraproduktif terhadap pencapaian tujuan. Apa saja kesalahan-kesalahan itu? Mari kita bahas satu per satu agar kita terhindar darinya :

1. Too BIG (Terlalu Besar)

Artinya banyak kita mengharapkan hal yang besar dalam waktu singkat. Padahal kita belajar berenang juga perlu proses. Kadang ketelen air, kadang deg-degan hampir kelelep. Pastikan Goal kita itu big enough. Artinya cukup realistis dicapai. Small goal – small goal akan membuat langkah big goal kita tercapai

Tujuan yang terlalu besar juga biasanya terjadi pada mereka yang terlalu pede dengan dirinya sendiri. Percaya diri boleh, namun tahu diri itu WAJIB! Bila tujuan terlalu besar, sementara kapasitas kita belum memadai, maka potensi tercapainya juga lebih kecil. Tidak tercapainya tujuan tersebut memunculkan dampak demotivasi – menurunnya motivasi.

Lebih baik, tetapkanlah tujuan yang kecil, realistis, namun tetap menantang untuk dikejar/dilakukan. Karena terlalu kecil pun tidak baik, tidak menyemangati kita. Atau, jika tujuan Anda memang besar, coba mainkan di batas waktunya, perpanjang batas waktunya. Lalu, pecah tujuan besar itu menjadi tujuan-tujuan yang lebih kecil dalam jangka waktu yang lebih pendek.

Bagaimana cara menentukan apakah tujuan tersebut terlalu besar atau tidak? Tidak ada metode yang pasti. Kita mengandalkan feeling kita dalam hal ini. Coba baca tujuan Anda, kemudian rasakan, apakah Anda tertantang untuk mencapainya atau justru sebaliknya?

2. Too MANY (Terlalu Banyak)

Kita mau-nya selalu banyak, ini dan itu. Serakah! Bikin banyak GOAL tapi malah banyak yang tidak tercapai. Lebih baik fokus maksimal 4 goal dalam 1 tahun akan membuat kita lebih bahagia dan menikmati perjalanan pencapaiannya. Pilih yang benar-benar Anda inginkan!!!

Di dalam ilmu ekonomi, kita mengenal Law of Diminishing Return (Hukum Berkurangnya Hasil). Bunyinya kurang lebih: ada momen saat input ditambah, hasil yang tercipta justru semakin berkurang. Terkait dengan goal setting, semakin banyak tujuan yang hendak kita capai, semakin sedikit tujuan yang tercapai dengan baik. Dalam buku 4 Discipline of Execution bahkan disebutkan bila:

  • Kita memiliki 2-3 tujuan dalam jangka waktu yang sama, maka kemungkinan tujuan yang tercapai dengan baik adalah 2-3 tujuan;
  • Kita memiliki 4-10 tujuan dalam jangka waktu yang sama, maka kemungkinan tujuan yang tercapai dengan baik hanya 1-2 tujuan;
  • Kita memiliki >11 tujuan dalam jangka waktu yang sama, maka kemungkinan tidak ada satu tujuan pun yang tercapai dengan baik.

Jadi, jangan terlalu bersemangat dengan menuliskan terlalu banyak tujuan sekaligus. Jika memang Anda memiliki banyak tujuan, simpan di Bucket List (atau Someday List) Anda. Pilih 2-3 tujuan saja terlebih dulu. Buat rencana dan lakukan tindakan untuk mencapainya.

3. Not Specific (Tidak Spesifik)

Sering kita hanya berkata “mau uang yang banyak”. “Mau penjualan yang banyak”. Tapi tidak pernah percaya diri untuk menentukan berapa yang sebenarnya kita mau. Beranikan menyebut angka. Misal “saya mau tabungan saya 100 juta”, “Saya mau tanah seluas separo lapangan bola di ngadiluwih”, misalnya.

Tujuan yang terlalu umum adalah pangkal tiadanya tindakan. Tujuan yang spesifik membantu menciptakan tindakan. Tujuan yang berbunyi “Saya akan lebih banyak berolahraga tahun ini” adalah resep untuk gagal yang sudah terbukti. Sementara tujuan yang berbunyi “Saya akan melakukan jogging setiap hari Sabtu pagi selama 30 menit di lapangan sebelah rumah” adalah resep untuk sukses. Semakin spesifik tujuan Anda, semakin mudah mencapainya.

4. Not Written (Tidak Tertulis)

Manusia adalah tempatnya lupa. Tujuan tidak cukup hanya diingat di kepala kita. Kita perlu menuliskannya. Jika kita tidak menuliskan, maka akan dengan mudah kita melupakannya. Sehingga luangkan 5 menit untuk menulis GOAL Anda. Lalu tempel di kamar atau tempat yang sering kita lihat. Ini akan memudahkan kita mengevaluasi sudah sejauh mana GOAL yang kita tetapkan tercapai.

Riset dari DR. Gail Matthew membuktikannya : kesempatan tercapainya tujuan naik 42% saat kita menuliskannya. Maka, jangan Andalkan otak dan pikiran Anda untuk mencatat tujuan. Andalkanlah kertas dan pena. Dalam konteks goal setting, kertas dan pena jauh lebih berharga daripada otak dan pikiran Anda.

5. Not Start Actions (Tidak Mulai Bertindak)

Sebuah peribahasa kuno Tiongkok 千里之行,始於足下 (Qiānlǐ zhī xíng, shǐ yú zúxià), secara harfiah berarti perjalanan seribu mil dimulai dengan satu langkah.

Ungkapan ini memberitahu kita betapa pentingnya langkah pertama dalam melakukan hal apapun. Tanpa langkah pertama yang menakutkan itu, kita tidak akan pernah bisa pergi kemana pun. Dengan kata lain, ungkapan ini mengatkan bahwa hal-hal yang besar dimulai dengan permulaan sederhana.

Pepatah ini berlaku untuk berbagai keadaan berbeda di mana tindakan perlu diambil untuk menyelesaikan tugas. Oleh karena itu, dalam pepatah ini ‘perjalanan’ berarti tugas atau tindakan, dan tidak terbatas pada perjalanan saja. Bagaimanapun, sebuah langkah adalah sebuah inisiatif atau titik awal. ‘Seribu mil’ menunjukkan lamanya perjalanan, sedangkan ‘langkah pertama’ adalah langkah awal. Dengan kata lain, bagaimana pun tugasnya, berapa lama perjalanan atau melelahkan pekerjaan itu, diperlukan sebuah langkah untuk memulainya.

Ini adalah peribahasa yang diungkapkan oleh filsuf Tiongkok, Lao Tzu. Ungkapan ini berada di dalam kitab Dao Dejing yang ditulis sekitar abad ke-6 masehi. Lao Tzu terkenal sebagai pendiri Taoisme dan merupakan tokoh sentral dalam kebudayaan Tiongkok. Pada periode musim semi dan musim gugur, Lao Tzu mengemukakan gagasan untuk selalu berhati-hati sesuai dengan hukum perkembangan benda. Dia menganjurkan agar kita dapat menangani masalah, sebelum masalah itu terjadi. Kita harus mengatur negara sebelum terjadi kekacauan. Pohon besar, berasal dari bibit yang kecil. Gedung sembilan lantai terbuat berasal dari segumpal tanah. Perjalanan ribuan mil dimulai dari satu langkah.

5 kesalahan di atas bisa menjadi acuan untuk Anda agar bisa mencapai GOAL lebih baik lagi.

Do have FUN!

GOAL haruslah selalu membuat setiap pagi kita bergairah!

Jika Anda memiliki GOAL untuk berbisnis di online, segeralah membuat website di www.klikhost.com

570 Total Views 1 Views Today

Tinggalkan komentar

%d blogger menyukai ini: