Hindari Kebiasaan Menyogok

Di tengah situasi pandemi seperti ini, kita harus bisa berhemat, terlebih berhemat uang. Kalau dulu mungkin gampang banget kita mengeluarkan uang, maka sekarang harus lebih bijaksana lagi. Jika memberi uang, maka pemberian itu haruslah TEPAT SASARAN, yaitu beri kepada orang-orang yang benar-benar tidak mampu karena keterbatasan fisik maupun pendidikan mereka.

Di sisi lain, dalam bisnis maupun organisasi seringkali tidak lepas yang namanya TIPS ataupun uang pelicin. Atau yang lebih kita kenal juga dengan SOGOKAN / menyogok / menyuap. Misalnya menyogok bawahan dengan memberi uang agar lebih rajin. Menyogok aparat agar dipermudah urusan administrasinya dll. Dalam hal ini, jika kita seringkali memberikan sogokan, maka itu akan jadi sebuah kebiasaan yang kurang baik.

Menyogok pasti karena kita punya kepentingan. Betul kan? kalau ga punya kepentingan ya berarti itu sebuah KEBAIKAN HATI.

Menyogok bukan hanya untuk melicinkan urusan, tapi kadang demi mempertahankan seorang karyawan, kita rela membayar hutangnya misalnya, atau membayari SPP anaknya yang tertunggak. Ini juga yang dinamakan SOGOKAN. Dan beberapa orang karyawan yang mengalami hal ini akhirnya menganggap Anda itu kelebihan uang. Bahkan mereka merasa bahwa mereka benar-benar dibutuhkan, sehingga tidak heran suatu ketika mereka malah jadi manja, sedikit-sedikit uang.

Belajarlah menjadi orang yang tulus dan lurus. Bantu orang lain dengan sepenuh hati, bukan karena ADA MAUNYA.

Jika Anda suka memberikan suap, bukan tidak mungkin suatu saat Anda malah terjebak dalam kondisi “dimanfaatkan” oleh orang lain. Orang yang senang memanggil Anda dengan sebutan “boss”, bisa jadi orang ini yang akan memanfaatkan Anda nantinya.

417 Total Views 1 Views Today

Tinggalkan komentar

%d blogger menyukai ini: