Akibat Negatif Sering Bertengkar Di Depan Anak

Cek-cok suami-istri seringkali tidak bisa diselesaikan di dalam kamar. Malah ada yang sukanya mempertontonkan di depan anak dengan celaan, hinaan yang merendahkan pasangannya. “Yang dipikirkan cuma makan, makan, makan… cari uang cari uang dan cari uang”, begitulah salah satu kutipan perkataan yang pernah saya dengar.

Berbeda pendapat sih biasa, tapi tidak harus sampai diperlihatkan di depan umum, keluarga maupun anak-anak. Ini menunjukkan sifat yang kurang baik, dan bisa menimbulkan bahaya bagi kesehatan mental dan mengganggu proses perkembangan anak.

Bentakan, cacian, makian, dan tindakan kekerasan yang orang tua pertontonkan saat bertengkar di depan anak bisa membekas kuat di ingatannya. Ingatan buruk ini sering kali memengaruhi perkembangan mental, bahkan karakter anak.

Sebagai orang tua harusnya kita sadar bahwa kita harus bisa menjadi panutan / teladan bagi anak-anak. Jika suka bertengkar, hal ini tentu akan bisa dicontoh oleh anak-anak, atau malah dianggap sebagai orang tua yang tidak bisa menjadi panutan dan kebanggaan.

Meski keluarga kami bukanlah keluarga yang sempurna, tapi seumur hidup saya belum pernah melihat orang tua saya bertengkar di depan saya. Yang pernah saya lihat dengan kepala saya sendiri adalah mereka berdua menangis di emper rumah karena sedang tidak punya uang. Saya patut bangga karena almarhum ayah dan ibu bisa meredam pertengkaran di depan anak, meski mereka bukanlah orang tua yang sempurna.

Berikut ini dampak negatif dari kebiasaan bertengkar di depan anak :

1. Memicu stres

Menurut penelitian, pertengkaran orang tua yang disaksikan oleh anak bisa menyebabkan peningkatan produksi hormon stres. Akibatnya, proses belajarnya di sekolah bisa terganggu dan ia pun merasakan berbagai gejala fisik, seperti sakit kepala dan sakit perut.

Hal ini bahkan juga bisa berdampak pada bayi. Ketika bayi tidur, mereka bisa merekam suara-suara keras dan teriakan di sekelilingnya. Selain mengganggu tidurnya, suara yang keras ini juga dapat mengganggu perkembangannya.

2. Merasa cemas dan berisiko depresi

Melihat kedua orang tuanya sering bertengkar bisa membuat anak lebih mudah cemas, bahkan depresi. Ini berkaitan dengan pikiran negatif yang berkembang di dalam pikiran anak dan kekhawatirannya apabila pertengkaran ini akan berujung pada perceraian kedua orang tuanya.

3. Menjadi lebih nakal

Anak bisa merasa kurang diperhatikan kalau orang tua hanya sibuk dengan konflik rumah tangganya. Alhasil, anak akan mencari perhatian dengan caranya sendiri, misalnya dengan melakukan kenakalan di rumah atau mencari keributan dengan teman-temannya di sekolah.

4. Merenggangnya hubungan dengan saudara kandung

Bila pertengkaran ini berujung pada perceraian, hubungan anak dengan saudara kandungnya juga bisa menjadi renggang. Perceraian mungkin saja membuat orang tua membawa salah satu anak dan akhirnya memisahkan ia dengan saudara kandungnya. Ini pun bisa membuat anak kehilangan sosok ibu atau ayah.

5. Merasa sulit bersosialisasi dengan orang lain

Anak-anak yang sering menyaksikan orang tuanya bertengkar cenderung kesulitan menjalin hubungan dengan orang lain. Ia bisa saja merasa malu jika teman-temannya tahu bahwa kedua orang tuanya sering bertengkar. Akhirnya, anak akan sulit berteman.

 

Berikut tips agar terhindar dari bertengkar di depan anak :

  1. Selesaikan di dalam kamar
  2. Tidak perlu berteriak-teriak, membentak-bentak dan mencela-cela dengan kata-kata yang kasar
  3. Jika memang sudah terlanjur bertengkar di depan anak, maka minta maaflah kepada anak bahwa hal ini tidak seharusnya demikian.
  4. Kalau pasangan Anda memang suka bertengkar di depan anak, karena sepertinya memang ingin MERENDAHKAN ANDA di depan anak-anak, maka sebaiknya segera pergi keluar dari rumah agar emosinya tidak semakin menjadi-jadi, alihkan ke hobi Anda, jangan curhat ke lawan jenis. Ini merupakan ciri karakternya yang kurang dewasa. Sayang sekali ada banyak wanita-wanita jaman sekarang ini yang durhaka pada suaminya. Mungkin saja ada pengaruh pihak ketiga, yaitu setan ? atau memang jamannya emansipasi.

Isteri yang cakap adalah mahkota suaminya, tetapi yang membuat malu adalah seperti penyakit yang membusukkan tulang suaminya.

372 Total Views 1 Views Today

Tinggalkan komentar

%d blogger menyukai ini: