Waspadai Serangan Tomcat ke Rumah

Beberapa hari yang lalu, sewaktu saya ke kamar mandi, ternyata ada seekor hewan kecil yang sepertinya saya pernah melihatnya tahun lalu di internet. Saya langsung menebak bahwa itu tomcat. Langsung saya buka google dan mencari gambar tomcat. Ah, ternyata persis sama.

https://i0.wp.com/oi49.tinypic.com/ofiv4.jpg?w=1110

Ternyata bukan cuma rumah saya yang kemasukan tomcat, tapi ada tetangga yang anggota seisi rumahnya kena tomcat semua, terutama pada tangan bagian atas.

Waduh, kok bisa-bisanya ada tomcat masuk rumah ?? Apa karena dekat persawahan ya ??

Ya benar! Tomcat memang hidup dan berkembang di lahan pertanian seperti ladang padi dan jagung. Merebaknya serangan tomcat disebabkan hilangnya habitat hewan tersebut akibat pengaruh cuaca ekstrem dan lingkungan yang tidak bersih. Serangga yang memiliki siklus hidup selama 91 hingga 103 hari ini mencari tempat baru untuk bertahan hidup. Mereka mencari tempat-tempat yang lembap dan terang yang menyerupai habitat aslinya

Serangga Tomcat memiliki nama lain yaitu : kumbang Rove, serangga Genus Paederus dan ada juga yang menyebutnya sebagai semut semai. Selain itu juga dikenal dengan nama daerah semut kayap / Charlie, termasuk keluarga besar kumbang.

Tomcat sebenarnya tidak menggigit atau menyengat, yang berbahaya adalah apabila terpencet di permukaan kulit, karena akan mengeluarkan toksin yang disebut “paederin” (C24 H43 O9) yang dapat menyebabkan iritasi kulit (ruam) atau bengkak pada selaput mata. Meski menimbulkan efek cukup menyakitkan di kulit dan berbagai bagian tubuh manusia, tapi tidak sampai mematikan. Umumnya dua hingga tiga hari jika diobati dengan benar akan sembuh.

Ciri Fisik Tomcat

Tomcat bisanya hidup di pepohonan, tambak dan semak-semak. Ukuran tubuhnya hanya sebesar 7.5 – 8mm. Walau ukurannya kecil, tetapi racun yang dikeluarkan oleh serangga ini ternyata lebih kuat daripada racun ular kobra. Itulah alasan mengapa anda harus waspada terhadap serangga Tomcat ini (belum ditemukan sumber ilmiah terkait pernyataan ini).

Tomcat memiliki warna tubuh oranye tua dengan warna hitam di bagian kepala, sayap depan, dan pangkal perut. Kalau dilihat dari kaca pembesar, sayap depan mempunyai biru/hijau kemilau warna warni.

 

Gejala yang timbul akibat kontak dengan Tomcat

Gejala akibat tomcat berbeda dengan serangga lain. Kalau serangga biasa, digigit berasa gatal, gatalnya segera hilang. Tapi kalau tomcat, gatal-gatal, terasa panas, dan langsung memerah jika digaruk, sehingga membuat kulit mengalami iritasi dan melepuh seperti terkena penyakit herpes.

https://i0.wp.com/oi50.tinypic.com/sq5vlk.jpg?w=1110

Kulit yang terkena biasanya di daerah kulit yang terbuka dan dalam waktu singkat akan terasa panas. Kemudian setelah 24 sampai 48 jam akan muncul gelembung pada kulit dan sekitarnya berwarna merah menyerupai lesi akibat terkena air panas atau luka bakar. Ini yang disebut dengan Dermatitis Kontak Iritan (radang pada kulit karena kontak denga bahan yang menyebabkan iritasi).

Pada kasus yang jarang terjadi tidak menimbulkan gejala kulit yang berarti. Perlu dipastikan bahwa tidak ada riwayat terkena bahan kimia atau luka bakar sebelumnya. Lesi pada mata menyebabkan conjunctivitis atau biasa disebut Naerobi Eye.

Penanganan

 

Hindari kontak langsung dengan hewan ini. Kontak langsung dengan hewan ini sama saja dengan menempelkan kulit pada racun. Biasanya kulit akan terasa panas disusul dengan munculnya bintik-bintik gatal, berair dan juga bekas hitam di kulit. Bila Anda ingin menyingkirkannya, gunakan kertas atau meniupnya, jangan langsung memegangnya dengan tangan.

Jika kulit terkena racun Tomcat segeralah dicuci menggunakan sabun, jangan dioles odol, minyak kayu putih, balsem, minyak tawon, karena hasilnya akan memperparah reaksi radang pada kulit. Racun yang ada pada kulitnya bisa menginfeksi daerah lain yang tersentuh tangan. Cuci bersih tangan sebelum menyentuh bagian tubuh yang lain.

Jika ada orang yang kontak dengan tomcat, segera basuh dengan air dan sabun antiseptik, lalu oleskan salep penghilang gatal ataupun antiradang. Misalnya salep hydrocortisone 1 persen, betametasone, Benoson N (mengandung antiradang dan antibiotik untuk menangani infeksi sekunder). Kulit akan mengering paling lama dua minggu usai terpapar racun.

Pemberian salep acyclovir tidak ada relevansinya dengan hal ini, karena acyclovir adalah untuk penyakit yang disebabkan oleh virus. Sebuah studi menarik yang dilakukan di Sierra Leone terhadap 36 pasien. Sebagian atau 50% penderita diberi ciprofloxacin oral di samping steroid topikal. Waktu penyembuhan secara statistik lebih cepat pada pasien, yang menunjukkan infeksi sekunder bakteri, yang kemungkinan besar dari Pseudomonas Peaderus .

Apabila sudah timbul lesi seperti luka bakar, untuk pengobatan lanjutan sebaiknya periksa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.

Perlu diketahui bahwa lesi akibat tomcat dan herpes sangatlah berbeda, tapi orang sering menyebutnya sama, sehingga sebaiknya Anda segera datang ke layanan kesehatan terdekat untuk memastikannya dan diberi pengobatan yang tepat.

 

Pencegahan

Jika Anda menemukan serangga ini, sebaiknya jangan dipencet agar racunnya tidak mengenai kulit. Kemudian masukkan ke plastik dengan hati-hati lalu buang ke tempat yang aman atau langsung dibakar. Segera beri air mengalir dan sabun pada kulit yang bersentuhan dengan serangga ini.

Pembasmian dengan mempergunakan predator atau binatang lain bisa dilakukan yaitu dengan mempergunakan binatang seperti : Cicak, Katak
Semut Kranggang (Rang-rang, Angkrang).

Kebersihan lingkungan yang baik dapat mencegah serangga Tomcat. Buang tanaman yang tidak terawat dan pastikan kebersihan taman sehingga hewan ini tidak akan bersarang di sana. Agar Tomcat tidak masuk rumah maka sebaiknya menutupi jendela dan pintu atau ventilasi tumah dengan kasa nyamuk. Biasanya serangga Tomcat menyukai sinar lampu yang terang saat malam hari. Sehingga sebaiknya selalu menutup pintu dan jendela rumah terutama saat malam hari. Atau sebaiknya pada malam hari mematikan lampu rumah saat tidur

Pada dasarnya tomcat adalah sahabat petani untuk membasmi hama secara alami.

Sumber reverensi :

– http://denpasarkota.go.id/instansi/?cid==kjM&s=menu&id=973

– Berbagai sumber

356499 Total Views 1 Views Today

Tinggalkan komentar

%d blogger menyukai ini: