Suka Duka Panti Asuhan

Panti Asuhan atau Panti Sosial Asuhan Anak juga Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) ialah lembaga sosial nirlaba yang menampung, mendidik dan memelihara anak-anak yatim, yatim piatu dan anak terlantar.

Situasi di salah satu Panti asuhan di Hawaii pada tahun 1886
Situasi di salah satu Panti asuhan di Hawaii pada tahun 1886

Beberapa pengertian Panti asuhan diantaranya….

Menurut Depsos RI (2004: 4), Panti Sosial Asuhan anak adalah suatu lembaga usaha kesejahteraan sosial yang mempunyai tanggung jawab untuk :

  • Memberikan pelayanan kesejahteraan sosial pada anak terlantar dengan melaksanakan penyantunan dan pengentasan anak terlantar
  • Memberikan pelayanan pengganti orang tua/wali anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial kepada anak asuh sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai bagi pengembangan kepribadiannya sesuai dengan yang diharapkan sebagai bagian dari generasi penerus cita- cita bangsa dan sebagai insan yang akan turut serta aktif dalam bidang pembangunan nasional‟.

Menurut Gospor Nabor (Bardawi Barzan:1999: 5): “Panti asuhan adalah suatu lembaga pelayanan sosial yang didirikan oleh pemerintah maupun masyarakat, yang bertujuan untuk membantu atau memberikan bantuan terhadap individu, kelompok masyarakat dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup”.

Menurut KBBI Panti asuhan adalah rumah tempat memelihara dan merawat anak yatim atau yatim piatu.

Dasar hukum perlindungan anak di Indonesia tercantum dalam UU Perlindungan Anak, Pasal 20, dinyatakan bahwa “Negara, Pemerintah, Masyarakat, Keluarga dan Orang Tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan Perlindungan Anak”.

Di Indonesia, Panti asuhan berada dibawah pengawasan Dinas sosial. Menurut Data di Biro Pusat Statistik dan Departemen Sosial menunjukkan bahwa pada tahun 2006 jumlah anak terlantar yang berusia 6 – 18 tahun mencapai 2.815.393 anak, Balita Terlantar mencapai 518.296, Anak Perlakuan Salah 182.408, Anak Jalanan 232.894 dan Anak Nakal sebesar 295.763. Dengan rincian yang tinggal di perkotaan sebanyak 492.281 jiwa dan pedesaan mencapai 2.275.348 jiwa. Sedangkan yang tergolong rawan keterlantaran diperkirakan mencapai 10.322.764, dengan rincian yang tinggal di perkotaan mencapai 2.996.253 jiwa dan pedesaan sebanyak 7.326.421 jiwa. Kondisi tersebut menuntut perhatian dan upaya pemerintah dalam rangka mewujudkan sistem perlindungan dan pelayanan kesejahteraan sosial anak yang lebih representatif untuk perkembangan anak.

Hasil penelitian Kementerian sosial, Save the Children dan UNICEF pada tahun 2006 dan 2007 terhadap 37 panti asuhan di 6 provinsi, memberikan gambaran yang komprehensif tentang kualitas pengasuhan dalam panti asuhan di Indonesia, sebagai berikut :

1. Panti asuhan Asuhan lebih berfungsi sebagai lembaga penyedia akses pendidikan daripada sebagai lembaga alternatif terakhir pengasuhan anak yang tidak dapat diasuh oleh orangtua atau keluarganya.

2. 90% anak yang tinggal di panti asuhan masih memiliki kedua orangtua dan dikirim ke panti asuhan dengan alasan utama untuk melanjutkan pendidikan.

3. Karena lebih dominan sebagai penyedia akses pendidikan, mengakibatkan anak harus tinggal lama di panti asuhan sampai lulus SLTA dan harus menjalani pembinaan daripada pengasuhan yang seharusnya mereka terima dari orangtuanya.

4. Pengurus panti asuhan tidak memiliki pengetahuan yang memadai tentang situasi anak yang seharusnya diasuh di dalam panti asuhan dan pengasuhan yang idealnya diterima anak.

 

Penyalahgunaan dan kekerasan

Penyalahgunaan yang rentan terjadi, umumnya pada Panti asuhan yang tidak terdaftar dan diawasi badan pemerintah dan masyarakat, ialah seperti munculnya pemanfaataan anak-anak untuk kepentingan pribadi, penyelewengan dana donatur, kekerasan terhadap anak, dan pelecehan seksual.

 

Suka Duka Anak Panti

Suka

1.Suka Dikasih uang sama donatur tanpa kerja
Ini yang biasa disenangi anak Panti, kecuali Langsung dikasih Pengurus Pantinya, ya bedalagi dah ceritanya

2. Makan terjamin alias enak-enak
Kalo ini, engga tiap hari sih gan, tapi ya sering aja makanannya yang bikin sehat dan kuat

3.Mandiri
Kalo ini gan pembentukan Karakter yang Positif gan, loh toh hidupnya aja tanpa orang tua, pasti mandiri .. ..

4. Rajin
Tiap hari bangun pagi, berdoa, patuh ama pengurus

5. Banyak temen
kalo ini, udah pasti gan, karena disini solidaritas berada, tidur bareng, makan bareng, maen bareng, mandi bareng  

6. Sekolah
kalo ini memang keharusan dalam pembentukan karakter generasi bangsa yang gunanya untuk pembangunan Bangsa ini ..

 

Duka

1.Nyuci Baju Sendiri
Tidak seperti anak lain kebanyakan yang harus bersandar pada orang tua

2. Wajib bangun Pagi
sebenernya ini positif sih gan, tapi kayak dikekang deh, tapi ttep ini positif sih

3. Jarang Main keluar
ini yang sedihnya, padahal mau maen warnet, maen ama temen luar, ketemu orang tua yaa gimana lagi

4.Penyelewengan dana Pihak Panti (biasanya kalo dikasih ama donatur malah di jadiin duit pribadi -_-)

5. Diurusin bukan ama orang tua kandung
ini yang sedih gan, begimanapun juga ibu kandung adalah peri. Bersyukur deh kita kita yang masih memiliki orang tua yang lengkap dan sayang sama kita.. sesusah apapun sesedih apapun, tapi paling tidak ada seseorang yang menemani memberikan kasih sayang dan bimbingan.

 

Tantangan Pengelolaan Panti Asuhan

Tempat yang tertata dengan rapi, anak-anak yang disiplin dan sopan, merupakan hasil dari pengurus yang cakap dalam mengelola panti asuhan.

Tantangan yang terjadi pada umumnya adalah mengenai kemampuan pembina dalam memahami Psikologi anak. Mengelola manusia memang butuh kesabaran dan ketelatenan tersendiri karena masa tumbuh kembang yang berbeda maka penanganannya pun juga berbeda.

Untuk target jangka pendek umunnya ialah tercukupinya kebutuhan sehari-hari anak-anak Panti. Target jangka menengah yakni bisa meluluskan anak-anak sampai SMA. Sedang target jangka panjang bisa memberikan fasilitas anak-anak alumni setelah SMA dengan memberikan tempat tinggal atau lapangan pekerjaan.

Kegiatan di Panti juga umunya cukup banyak untuk membantu anak-anak lebih baik. Misal doa bersama, LES pelajaran, belajar bahasa inggris.

Biaya operasional bulanan sekitar 200-300 ribu per anak. Untuk pendanaan, tidak selalu harus bergantung pada donatur. Beberapa panti asuhan mempunyai inisiatif dengan membuat peternakan ayam petelur, dengan melibatkan anak-anak panti untuk mengelolanya. Hasil penjualan telur bisa untuk membiayai operasional mereka sendiri. Wow!

Referensi : https://www.kaskus.co.id/thread/568441c9162ec264228b4571/panti-asuhan-dan-suka-duka-anak-panti/

1120 Total Views 1 Views Today

Tinggalkan komentar

%d blogger menyukai ini: