Perbedaan Training, Mentoring, Consulting, Counseling, Coaching dan Facilitating

Coaching-words-resize

Dalam praktiknya, metode-metode ini sudah saling tumpang tindih karena masing-masing telah belajar dari sesamanya dan saling tukar menukar teknik-teknik. Seorang fasilitator terkadang memanfaatkan teknik coaching pada suatu kesempatan dan demikian pula sebaliknya. Namun, di antara mereka tentu ada perbedaan-perbedaan yang sifatnya mendasar. Berikut adalah deskripsi yang mungkin dapat membantu Anda membedakan peran-peran itu :

1. Training

Memberikan suatu ilmu tertentu ke audience.
Melatih orang tentang suatu subjek, karenanya mereka harus ahli di subjek itu. Mereka menangani isi (keahlian/subjek yang dilatih) dan juga proses melatihnya.

 

2. Mentoring

Metode pengembangan dimana seorang mentor akan mengajarkan tips trik, pengalaman sukses, metode sukses, cara-cara sukses sesuai dengan pengalaman mentor. Seorang mentor adalah orang yang sukses dibidangnya dan nantinya dia akan menularkan ilmunya kepada kliennya. Jadi tugas seorang mentor adalah mendampingi seseorang (mentee). Seorang mentor harus lebih expert dari menteenya.

 

3. Consulting

Yang memberikan masukan/solusi adalah konsultannya.
Dipekerjakan untuk memecahkan suatu masalah tertentu, dalam waktu singkat atau membantu menyelesaikan masalah dalam jangka waktu yang lebih panjang. Umumnya kerjasama diakhiri setelah masalah tersebut dipecahkan.

Selain berdasarkan fakta yang ditemukan (fact-finding) dan penilaian (assessment); memberikan konsep, solusi dan saran membantu meningkatkan produktivitas, efektivitas, meningkatkan penjualan, dst ; dapat juga melakukan pekerjaan di luar perusahaan klien. Misalnya riset untuk produk (product research), rencana pemasaran (marketing plan), rencana bisnis yang baru (new business plan), dst.
Biasanya dengan memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan klien.

 

4. Coaching

Seorang coach adalah fasilitator, bukan guru. Seorang coach adalah motivator yang mendukung tujuan klien. Seorang coach percaya bahwa solusi ada pada setiap orang, jadi seorang coach tidak akan memberikan ilmu / solusi tertentu tapi mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk menggali sehingga seseorang (coachi) bisa menemukan solusinya sendiri.

Coach menjadi cermin, membantu dan memberi saran kepada klien untuk melakukan pekerjaan yang dibutuhkan; menyelesaikan proyek-proyek, dst.

Biasanya berbasis hubungan one-on-one di mana coach membantu klien untuk fokus dan mencapai tujuan-tujuannya lebih cepat dari pada klien berusaha sendirian. Coach adalah orang yang ahli dalam memfasilitasi pencapaian tujuan atau proses perkembangan diri klien, namun dia tidak perlu ahli benar dalam topik yang di-coach-nya. Coach biasanya membantu klien dengan menyediakan tools dan hal-hal yang dapat memotivasi dan membantu pencapaian.

 

5. Counseling

Lebih banyak berbicara mengenai emosional problem yang membuat orang jadi lemah. Mirip dengan coaching, tapi yang menjadi fokus utama bukanlah peningkatan keterampilan klien, namun lebih ke kemauan (motivasi/ mental/ sikap).

 

6. Facilitating

Fasilitator fokus pada pengembangan dan pengelolaan proses yang efektif yang membantu kelompok mencapai hasil yang mereka kehendaki. Fasilitator yang ahli kadang sama sekali tidak mengenal subjek/ isu yang menjadi pekerjaan kelompok yang difasilitasi, namun berhasil memfasilitasi kelompok mencapai tujuannya.

Jika training saja tanpa ada coaching, maka produktivitas hanya naik 22%. Tetapi ketika setelah training diikuti dengan coaching, maka produktivitas naik mencapai hingga 88%. Jadi sangat luar biasa pendekatan coaching ini.

Sebagai seorang leader, kita harus mampu menjadi semuanya itu. Tapi kita harus sadar, kita ini sekarang sedang berfungsi sebagai apa. Ketika berfungsi sebagai coach, jangan memberikan solusi, justru Anda berfungsi untuk menggali pertanyaan karena Anda percaya solusi itu datang dari diri mereka sendiri.

Seorang Coach tidak selalu harus menguasai/ahli dibidang yang dicoaching, tetapi seorang mentor harus ahli dan menguasai bidang yang di mentori. Seorang coach ahli dalam membuat pertanyaan yang memberdayakan kreatifitas klien, seorang mentor ahli dalam bidang yang dimentori.

Yang jelas untuk menjadi seorang coach, Anda perlu belajar di tempat yang fokus melatih seorang Coach. Jika anda ingin jadi seorang mentor, pastikan anda sudah sukses dan ahli di bidang usaha anda, selanjutnya anda dapat menjadi mentor bagi orang lain.

24282 Total Views 1 Views Today

2 thoughts on “Perbedaan Training, Mentoring, Consulting, Counseling, Coaching dan Facilitating

  1. Ilmunya keren mas. Kalo saya berbagi persoalan masalah hukum. Termasuk konsultan atau coaching ya?

Tinggalkan komentar

%d blogger menyukai ini: