Perbedaan Las Listrik dan Karbit

Las karbit biasanya untuk menyambung dua logam dari bahan besi / aluminium dengan ketebalan di bawah 2 mm. Sedangkan Las Listrik adalah untuk menyambung berbagai jenis logam dengan ketebalan min 2 mm.

Elektrodanya (kawat las) menyesuaikan dengan tipe logam yang akan disambung.

Soal kekuatan, jelas las listrik lebih kuat daripada las karbit. Namun, las listrik tidak bisa menangani bahan tipis, temperaturnya yang kelewat tinggi bisa melelehkan bahan yang akan dilas.

Untuk masalah kerapian sambungan dan kekuatan sambungan sebenarnya tergantung dari skill tukang las nya. Sebab dalam tidaknya akar las itu tergantung sama cara dan posisi pembakaran elektroda.

Berikut ini beberapa jenis LAS :

1. SMAW = Shielled Metal Arc Welding. Ini oleh orang umum disebut Las Listrik. Las ini kurang cocok untuk ngelas besi atau plat dengan ketebalan kurang dari 3mm. Baik untuk ngelas besi baja ringan, baja keras dan stainless stell. Elektroda (kawat lasnya) menyesuaikan dengan bahan yg dilas.

2. MIG = Metal Iner Gas, las ini menggunakan gas sebagai pelindung proses pencairan benda kerja (benda yg dilas). Ada dua jenis gas yg dipakai, yaitu CO2 dan Argon. Las ini punya kemampuan mengelas besi atau plat tipis 1mm sampai dengan ketebalan tak terbatas, tapi idealnya untuk besi / plat tipis. Bisa ngelas besi baja sedang, baja keras, aluminium, stainless stell sesuai dengan kawat (bahan tambah) yang digunakan. Panas akibat pengelasan juga tidak melebar, cocok untuk ngelas body mobil, motor, kabinet dll.

3. Las Asetilyn, biasa menggunakan gas asetilyne atau karbid. Cocok untuk ngelas bahan tipis. Bisa ngelas baja ringan, sedang, aluminium, kuningan. Dampak panasnya lebih luas daripada kedua las listrik tersebut diatas.

4. TIG = Tungsten Iner Gas, lebih dikenal las Argon karna menggunakan gas Argon sebagai pelindungnya. Bisa ngelas baja ringan, sedang, keras, bahan aluminium, stainless stell, kuningan

1254 Total Views 1 Views Today

Tinggalkan komentar

%d blogger menyukai ini: